Sumber[EM]Dubai menjadi salah satu negara penghasil sampah terbanyak di dunia. Setiap tahunnya, Dubai menghasilkan 3,9 juta ton sampah, dan 23 persen diantaranya adalah sampah sisa makanan. Tapi yang memprihatinkan, selama bulan Ramadan, sampah sisa makanan di Dubai meningkat sebanyak 20 persen.
Selama bulan suci Ramadan, dimana seluruh umat Islam menjalankan ibadah puasa, rumah-rumah, restoran, hotel dan dapur-dapur umum biasanya menyiapkan makanan yang berlimpah. Makanan yang tidak habis, akhirnya menjadi sampah. Itulah sebabnya, sampah makanan pada bulan Ramadan prosentasenya meningkat.
Sumber paling utama sampah makanan ini, selain rumah tangga dan tempat-tempat makan, adalah tenda-tenda yang menyedikan makanan berbuka puasa secara gratis. Hampir 30 persen makanan di tenda-tenda buka puasa ini, berakhir ke tempat sampah.
Para pakar mengatakan, banyaknya makanan yang mubazir karena minimnya pendidikan di kalangan masyarakat awam dan buruknya manajemen para penyelenggara tenda buka puasa.
"Saya sangat keberatan dengan cara makanan itu diberikan saat buka puasa di tenda-tenda di luar masjid-masjid. Makanan disajikan dengan cara yang sangat sembrono, sehingga orang yang datang--kebanyakan orang miskin dan minim pendidikannya--mengambil makanan sebanyak mungkin, padahal mereka cuma bisa makan setengahnya karena waktu berbuka dengan waktu salat berdekatan. Akibatnya banyak makanan yang terbuang percuma," kata Mohammed Al-Kobaisi, mufti urusan agama Islam dan Departemen Kegiatan Amal (IACAD) negara Dubai.
Ia menyarankan, sebaiknya makanan dibagikan dalam wadah-wadah kecil, sehingga orang bisa makan secukupnya dan membawa sisa makanan dalam wadah ke rumah untuk makan sahur. Atau, kata Al-Kobaisi, makanan dibagikan dalam dua sesi--sesi pertama makanan ringan untuk berbuka sebelum salat magrib, sesi kedua makanan utama setelah salat sehingga orang punya waktu panjang untuk makan.
"Dengan cara ini, membuang-buang makanan bisa dihindarkan," ujar Al-Kobaisi.
Apapun alasannya, membuang-buang makanan, khususnya di bulan Ramadan, tidak bisa dimaafkan apalagi di saat banyak orang di belahan dunia lain yang kekurangan makanan, bahkan nyaris mati karena kelaparan.
"Islam adalah agama yang mengajarkan kesederhanaan. Islam mengajarkan keseimbangan dan mencari keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan. Membuang-buang makanan adalah masalah yang serius dan Islam dengan tegas melarang hal-hal yang mubazir," tandas Mufti Al-Kobaisi. (kw/KT)
Kaedah: Jika barang itu menjadi perantara, maka tidak ada riba
5 hari yang lalu
Tiada ulasan:
Catat Ulasan